Minggu, 02 Januari 2011

Surat untuk gadis di seberang jalan

Jakarta, 02 Januari 2011

Saat menjemput senja

Aku teringat 4 tahun yang lalu, ah... sudah lama sekali masa itu berlalu.

4 tahun yang lalu, ketika kamu baru masuk ke kampusku
Rambutmu yang dikuncir 10 itu membuatku geli saat melihatmu sedang apel pagi di masa ospek
Keringatmu bercucuran akibat ulah senior-senior itu, kamu di jemur bagaikan kerupuk bersama junior-junior lain

Saat menjelang sore, aku yang bersama motorku ini melihatmu di seberang jalan
menunggu angkot yang sangat jarang mampir
Aku tersenyum, ingin menawarimu pulang bersamaku
Ah, dasar aku senior gila !

Aku melirik ke arahmu yang juga sedang melirik ke arahku
Ah, hatiku langsung berdebar...
Aduh, aku ini apa-apaan sih ?

Nah, darisitulah aku mengenalmu
gadis di seberang jalan yang memikat hatiku

Tak terasa ya, sekarang sudah 4 tahun berjalan ?
Kamu sudah lulus, dengan nilai bagus

4 tahun itu, otak dan hatiku terus bersinkronisasi dengan kamu
Dengan kamu yang... ah tak bisa ku deskripsikan dengan kata-kata di dunia ini
Sungguh, kamu membuatku sangat terobsesi
Obsesi gila

Tapi, sayang sekali, 4 tahun itu tak cukup meyakinkan kamu bahwa aku memang benar-benar ada untukmu

Dan kini, luka yang kamu berikan itu, kamu teteskan lagi air jeruk diatasnya
Rasanya... sangat perih
Sangat sakit melihatmu duduk berdampingan dengan lelaki lain, yang sudah resmi menjadi suamimu itu.

Ah, obsesi ku, kini menjadikan aku hidup dalam anganku ini

Akankah aku menemukan obsesi lain selain dirimu ? Mengingat, bahwa hati dan otakku sudah bersinkronisasi dengan namamu selama 4 tahun lamanya ?
Ah, gadis di seberang jalan
Kini kau sudah ada di seberang hidupku

dari aku yang hidup dalam anganku sendiri,
Ari

2 komentar:

  1. oh... merananya...
    hidup adalah perjoeangan, kalo gagal coba yang lain, he...
    *semangat

    BalasHapus